Provinsi Sumatera Utara sering disebut dengan nama singkatannya, yaitu Sumut. Provinsi ini memiliki Ibukota di Medan. Seperti namanya, wilayahnya berada di sisi utara pulau Sumatera. Dengan penduduk sebanyak jiwa, Sumatera Utara sendiri menyandang predikat sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di seluruh Sumatera. Jika dibandingkan dengan seluruh provinsi di Indonesia, Sumatera Utara menduduki posisi keempat. Peringkatnya ada di bawah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Geografis Luas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah kilometer persegi. Wilayahnya ini berada di antara 1° hingga 4° lintang utara dan 98° hingga 100° bujur timur. Artinya, Sumatera Utara tak berada jauh dari garis khatulistiwa. Itulah mengapa Sumatera Utara memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 26 hingga 36 derajat Celsius di dataran rendah. Sedangkan di dataran tinggi, rata-rata suhunya lebih rendah, yaitu 18 hingga 27 derajat Celsius. Wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki batas dengan Selat Malaka dan Provinsi Aceh di sisi utara. Kemudian di sisi timur, Selat Malaka menjadi perbatasan langsung. Di sisi selatan, Sumatera Utara berbagi perbatasan dengan 2 provinsi dan 1 samudera. Yaitu Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia. Terakhir di sisi barat, Sumatera Utara berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Aceh. Sejarah Ketika Belanda menduduki Indonesia, pihaknya membentuk wilayah bernama Gouvernement van Sumatra. Wilayahnya meliputi seluruh Sumatera dan memiliki ibukota di wilayah Medan. Setelah kemerdekaan, Sumatera dibagi ke dalam 3 sub wilayah. Sub wilayah tersebut antara lain Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Kala itu, Sumatera Utara terdiri dari 3 wilayah keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada 15 April 1948 adalah peresmian Sumatera Utara menjadi provinsi dan diperingati sebagai hari jadi. Pemerintahan Sumatera kembali direorganisasi pada 1949 dan berimbas pada ditiadakannya jabatan Gubernur Sumatera Utara. Pembagian wilayahnya diubah menjadi Provinsi Aceh dan Sumatera Timur. Namun aturan ini tak berlangsung lama karena Sumatera Utara dibentuk kembali pada 1950. Per 7 Desember 1956, Daerah Otonom Provinsi Aceh dipisahkan dari Sumatera Utara. Ekonomi Untuk menopang perekonomian, Provinsi Sumatera Utara bertumpu pada sektor energi, pertanian, dan perkebunan. Gas alam dan minyak bumi sudah dieksploitasi sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia. Khususnya di wilayah Langkat, Binjai, dan Tandam. Ada pula penambangan bijih dan peleburan aluminium di Kabupaten Batu Bara.